5 Fakta Tentang Perniikahan. Oke, kali ini Kabar Biasa akan memberikan informasi tentang 5 Fakta Tentang Pernikahan.
1. Gaun pengantin tak selalu putih 
 Kebiasaan    mengenakan baju putih untuk pernikahan dimulai pada tahun  1840 saat    pernikahan Ratu Victoria dengan Albert Saxe. Ratu Victoria  mengenakan    gaun flamboyan putih yang kemudian menghasilkan tren  dikalangan    artistokrat kerajaan. Sebelumnya, gaun pernikahan lebih  berwarna terang    sampai akhirnya berubah karena tren ini. Warna putih  melambangkan    kesejahteraan, sehingga seseorang yang menikah berhak  mendapatkannya.    Hal ini makin di dukung dengan terjadinya kejadian  “Great Depression”    yang membuat pengantin harus berfikir matang saat  mengeluarkan uang.    Gaun dibuat menjadi simpel dan berwarna putih  sehingga setelah  upacara   pernikahan, gaun dapat di warnai lagi dan  dikenakan di lain   kesempatan.   Namun kebiasaan ini sementara berubah  saat terjadi Perang   Dunia II,  pengantin wanita mengenakan gaun yang  terbuat dari parasut   sehingga  calon suaminya dapat menggunakan parasut  tersebut saat   berperang.
Ketika kepopuleran gaun pernikaha berwarna putih, beberapa kebiasaan tradisional tidak tergerus dengan trend semacam ini. Di Jepang, pengantin wanita memakai kimono putih saat upacara namun kemudian berganti dengan kimono dengan warna cerah saat melakukan resepsi. While the white wedding gown’s popularity is seen around the world, certain cultural traditions endure. Biasanya kimono yang dipakai berwarna merah, warna keberuntungan yang tidak hanya di Jepang namun juga di Cina. Di Indonesia, kebiasaan mengenakan pakaian pernikahan berwarna putih dilakukan saat tema pernikahan adalah pernikahan internasional. Namun kebanyakan masyarakat Indonesia menikah dengan adat dan warna pakaian disesuaikan dengan warna favorit pengantin.
 
 Gaun Yang Dipakai Ratu Victoria Saat Menikahi Albert Saxe
Ketika kepopuleran gaun pernikaha berwarna putih, beberapa kebiasaan tradisional tidak tergerus dengan trend semacam ini. Di Jepang, pengantin wanita memakai kimono putih saat upacara namun kemudian berganti dengan kimono dengan warna cerah saat melakukan resepsi. While the white wedding gown’s popularity is seen around the world, certain cultural traditions endure. Biasanya kimono yang dipakai berwarna merah, warna keberuntungan yang tidak hanya di Jepang namun juga di Cina. Di Indonesia, kebiasaan mengenakan pakaian pernikahan berwarna putih dilakukan saat tema pernikahan adalah pernikahan internasional. Namun kebanyakan masyarakat Indonesia menikah dengan adat dan warna pakaian disesuaikan dengan warna favorit pengantin.
2. Tudung kepala  
 Ada banyak cerita  yang menjelaskan asal mula tradisi mengenakan  tudung kepala.   Beberapa  mengatakan tudung kepala dikenalkan saat masa  Roma kuno.   Orang-orang  pada jaman itu percaya bahwa roh jahat akan  mengalihkan   perhatian  pengantin wanita, sehingga mereka menutuo wajah si  pengantin   dengan  penutup dari kain. Dikatakan juga saat abad  pertengahan,   tudung kepala  digunakan untuk melindungi pengantin wanita  dari “mata   yang jahat” dan  sebuah simbol kesucian, keanggunan dan  kelembutan.
 
 Tudung Kepala
3. Buket bunga  
 Kebiasaan  menggunakan buket bunga telah berasal dari jaman yang  sangat lampau.    Pada jaman itu, pengantin wanita membawa buket aromatik  yang terdiri    dari bawang-bawangan, tumbuhan obat, bumbu untuk menghalau  roh  jahat.   Saat masa Yunani dan Roma kuno, kedua pengantin mengenakan   kalung dari   tanaman yang menyimbolkan hidup baru, harapan, dan   kemakmuran. Bunga   dalam Yunani kuno di percaya akan menjaga cinta  antara  pengantin.  Buket  bunga itu sendiri mewakili simbol kehidupan  dan  kesuburan.
 
 Buket Bunga
4. Cincin pernikahan  
 Bentuk   bulat  memiliki hubungan yang signifikan dengan budaya kuno  untuk   menunjukkan  simbol kesempurnaan. Memiliki bentuk yang tidak  berakhir   tentu  merupakan simbol yang tepat untuk melambangkan persatuan.  Bulat   juga  simbol dari matahari, bumi dan jagat raya, dan mewakili   kesucian.   Cincin dipakai secara simbolis di jari manis tangan kiri   sampai saat   ini karena dari kebiasaan bangsa Roma yang percaya bahwa   jari manis   memiliki hubungan langsung dengan hati.
 Cincin pernikahan
5. Arti kue pernikahan  
 Tradisi adanya  kue pernikahan berasal dari jaman Roma kuno,   ketika  pengantin pria  melempar kue yang terbuat dari gandum ke atas   kepala  pengantin wanita  yang menyimbolkan kesucian pengantin wanita   akan  menjadi milik  pengantin pria. Sekarang, kue pengantin yang    bertumpuk-tumpuk memiliki  makna simbolis. Dikatakan tingkat kue teratas    menyimbolkan pasangan  pengantin, tingkat kue paling bawah mewakili    keluarga kedua belah  pengantin dan kue bagian tengah sebagai simbol    anak-anak yang akan  dilahirkan sehingga menjadi penghubung antara    pengantin dan keluarga.  Yang paling terbaru tujuan pembuatan kue    pernikahan bertumpuk-tumpuk  adalaah lapisan ketiga paling bawah dimakan    saat mengadakan resepsi,  kue bagian tengah untuk dibagikan ke   undangan  dan yang paling atas di  simpan sampai ulang tahun pernikahan   pertama.
 Kue Pernikahan
Baca Juga Kabar Biasa Menarik Lainnya :
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Kabar Fakta
 dengan judul 5 Fakta Tentang Pernikahan. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://kabarbiasa.blogspot.com/2012/08/5-fakta-tentang-pernikahan.html. Terima kasih!
Judul: 5 Fakta Tentang Pernikahan
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Admin
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Admin
Ditulis oleh: 
Admin - Kamis, 23 Agustus 2012






Belum ada komentar untuk "5 Fakta Tentang Pernikahan"
Posting Komentar
- Berkomentarlah dengan Etika yang Baik, Sopan and Cerdas
- Yang Nyepam n Promosi Iklan TIDAK AKAN SAYA PUBLISH !!